This site uses cookies.
Some of these cookies are essential to the operation of the site,
while others help to improve your experience by providing insights into how the site is being used.
For more information, please see the ProZ.com privacy policy.
Freelance translator and/or interpreter, Verified site user
Data security
This person has a SecurePRO™ card. Because this person is not a ProZ.com Plus subscriber, to view his or her SecurePRO™ card you must be a ProZ.com Business member or Plus subscriber.
Affiliations
This person is not affiliated with any business or Blue Board record at ProZ.com.
English to Indonesian: Health News General field: Medical Detailed field: Medical: Health Care
Source text - English Catching it earlier
worldwide, there is a one in five chance of someone getting cancer before the age of 75. In Singapore, one in three deaths in 2012 was from cancer.
However, there is hope. For some of the most common cancers, screening offers a way to catch the cancer at an early stage.
“Cancer screening is the process of checking for a disease like cancer in a person with no symptoms,” said Dr Zee Ying Kiat, a specialist in medical oncology at Parkway Cancer Centre. “We can screen for cancer by taking a history for risk factors and examining a person. Sometimes we use laboratory tests or imaging tests.”
Dr Zee was speaking in mid-August to about 100 AXA insurance advisers on “Common Adult Cancers: Prevention, Screening and Treatment”.
He noted that not all cancers can be screened but some of the most common cancers can be. He cited breast cancer, liver cancer, cervical cancer, colorectal cancer and even lung cancer as examples of cancers that can be detected earlier.
Typically, cancers treated at an earlier stage have a much better outcome than cancers detected later.
Breast cancer, for example, is the most common cancer among women here, comprising almost 30 per cent of cancers detected between 2006 and 2010. However, the five-year survival rate of people with Stage 1 breast cancer is 85 per cent, compared with the 5 to 10 per cent survival rate for women with Stage 4 cancer.
Among men, the most common cancer is colorectal cancer (which is the second most common cancer among women). Colorectal cancer makes up 18 per cent of the cancers detected in men between 2006 and 2010. With colorectal cancer, the five- year survival rate for people with Stage 1 cancer is between 85 to 95 per cent. At Stage 4, on the other hand, the survival rate is less than 5 per cent.
These numbers suggest that screening can make a significant difference by detecting cancer at an earlier stage.
For both these cancers, tests exist that can catch them at an early stage.
For women aged 50 and older, the Health Ministry recommends a screening mammogram every two years. For women aged 40 to 49, mammograms may be considered once a year because breast density is higher in younger women, thus making small tumours harder to detect, said Dr Zee.
Women over 50 will see a 25 to 30 per cent reduction in the likelihood of dying from breast cancer if they screen regularly.
For colorectal cancer, it is recommended that people go for a faecal occult blood test every year from age of 50. Alternatively, they can do a CT colonography every five years or a colonoscopy every 10 years.
However, if there is a personal or strong family history of colorectal cancer, then the screening may have to start at an earlier age and at shorter intervals, he warned.
Lung cancer is the second most common cancer among men and ranks third among women in Singapore. With lung cancer, smoking is the most common risk factor.
According to Dr Zee, a recent study has shown that a low radiation CT scan of the chest in high risk individuals can detect lung cancer early. This lessens the chance of dying from lung cancer by 20 per cent.
For people who have a history of heavy smoking (one packet of 20 cigarettes a day for past 30 years, or equivalent), who smoke now or have quit within the past 15 years, and are aged between 55 and 80, should consider screening, said Dr Zee.
Even former smokers are at a higher risk. It takes 20 years before their risk goes down to that of a never-smoker.
Liver cancer is another disease that can be screened for. Liver cancer is more common in Asia than in North America and Europe because hepatitis B and C viral infections are more endemic in this part of the world. Infection with hepatitis B and C can lead to the scarring of the liver which, in turn, predisposes to liver cancer. Those with chronic hepatitis B infection and liver scarring due to hepatitis C or other causes should be screened for liver cancer. Screening involves regular blood tests for a tumour marker known as alpha-fetoprotein (AFP), and ultrasound scans to look for abnormalities in the liver.
Cervical cancer screening has had a demonstrable impact. Screening Pap smears allow doctors to examine cells from the cervix for abnormalities that could lead to cancer.
If detected, treatment can be given to prevent such abnormalities from developing into cancer. The incidence of cervical cancer has dropped in countries where screening Pap smear programmes have been implemented. In Singapore, Pap smear screening is recommended once every three years for sexually active women aged 25 and above.
Apart from screening, it is also possible to prevent certain types of cancer. “Can cancer be prevented? The straight answer is yes; cancer can actually be prevented,” said Dr Zee.
Smoking increases the risk of lung cancer, cancers in the head and neck, and even colorectal cancer. Excessive alcohol intake also increases the chance of liver cancer. Alcohol is well known to cause scarring of the liver, which is a major risk factor for liver cancer.
He recommended eating plenty of fruits and vegetables because they are rich in fibre. He also recommended that people exercise regularly and keep a healthy weight to reduce their chance of breast cancer and colorectal cancer.
In his talk, Dr Zee explained the various treatments for cancer, namely surgery, chemotherapy, hormonal therapy, radiotherapy, and targeted therapy.
“There isn’t always one single treatment for patients with cancer,” he said. “Doctors often mix different types of treatment to achieve the best outcomes for their patients.”
Translation - Indonesian Menangkal kanker lebih dini
Di seluruh dunia, terdapat kemungkinan satu berbanding lima bagi seseorang terkena kanker sebelum usianya mencapai 75 tahun. Di Singapura, satu dari tiga kematian di tahun 2012 disebabkan oleh kanker. Akan tetapi, terdapat harapan. Untuk beberapa kanker yang paling umum, metode skrining menawarkan sebuah jalan keluar untuk penyembuhan kanker pada stadium awal.
“Skrining kanker adalah sebuah proses analisa untuk sebuah penyakit seperti kanker pada seseorang yang tidak menunjukkan gejala” kata Dr Zee Ying Kiat, seorang spesialis di onkologi medis di Parkway Cancer Centre. “Kami mampu melakukan skrining kanker dengan melihat riwayat faktor-faktor resiko dan melakukan pemeriksaan terhadap seseorang. Kadang kala kami memakai uji-uji laboratorium atau pengambilan gambar”.
Dr Zee berbicara pada pertengahan Agustus di depan sekitar 100 penasihat asuransi AXA pada seminar “Common Adult Cancers: Prevention, Screening and Treatment” (kanker yang umum menyerang orang dewasa: pencegahan, skrining dan pengobatannya).
Dia menjelaskan bahwa tidak semua kanker dapat dideteksi namun beberapa dari kanker yang paling umum bisa dikenali. Dia menyebutkan seperti misalnya kanker payudara, kanker hati, kanker servik, kanker kolorektal dan bahkan kanker paru-paru sebagai contoh dari kanker yang dapat dideteksi lebih dini.
Secara khusus, pengobatan kanker pada stadium awal memiliki hasil yang jauh lebih baik dibanding kanker yang terdeteksi dikemudian hari.
Kanker payudara, misalnya, kini merupakan kanker paling umum pada wanita, jumlahnya mencapai 30 persen dari kanker yang terdeteksi antara 2006 dan 2010. Namun, tingkat kelangsungan hidup hingga lima tahun bagi penderita dengan kanker payudara stadium 1 adalah 85 persen, dibandingkan dengan 5 hingga 10 persen untuk tingkat kelangsungan hidup bagi wanita dengan kanker stadium 4.
Untuk laki- laki, kanker yang paling umum adalah kanker kolorektal (merupakan urutan ke-dua untuk kanker yang paling umum menyerang wanita). Kanker kolorektal menyumbang 18 persen dari kanker yang terdeteksi pada lelaki antara 2006 dan 2010. Pada kanker kolorektal, tingkat kelangsungan hidup selama lima tahun bagi penderita kanker stadium 1 adalah antara 85 hingga 95 persen. Sementara itu, untuk stadium 4, tingkat kelangsungan hidup dibawah 5 persen.
Angka-angka tersebut menunjukkan bahwa skrining dapat membuat perbedaan yang signifikan dengan mendeteksi kanker pada tahap awal.
Untuk kedua kanker tersebut, serangkaian uji yang tersedia dapat mengobati kanker yang masih berapa pada tahap awal.
Bagi wanita yang berusia diatas 50 tahun, Kementerian Kesehatan menganjurkan skrining mammogram setiap dua tahun. Untuk wanita berusia 40 hingga 49 tahun, mammograms bisa dipertimbangkan untuk dilakukan sekali dalam setahun karena kepadatan payudara lebih tinggi pada wanita yang lebih muda, sehingga membuat tumor kecil lebih sulit untuk dikenali, kata Dr Zee.
Wanita diatas 50 akan memiliki penurunan 25 hingga 30 persen akan kemungkinan meninggal akibat kanker payudara jika mereka melakukan skrining secara teratur.
Untuk kanker kolorektal, sangat dianjurkan bahwa orang pergi untuk sebuah “ faecal occult blood test” setiap tahun semenjak usia 50. Alternatifnya, mereka dapat melakukan “CT colonography” setiap lima tahun atau kolonoskopi setiap 10 tahun.
Tetapi, jika yang bersangkutan memiliki riwayat pribadi atau riwayat keluarga yang kuat akan kanker kolorektal, maka skrining mungkin harus dimulai pada usia yang lebih dini dengan interval yang lebih pendek, beliau menekankan.
Kanker paru-paru merupakan kanker kedua yang paling umum diderita oleh lelaki dan menempati urutan ketiga pada wanita di Singapura. Pada kanker paru-paru, merokok merupakan faktor resiko yang paling umum.
Menurut Dr Zee, sebuah studi terkini telah menunjukkan bahwa CT scan radiasi rendah dari dada seseorang dengan resiko tinggi dapat mendeteksi kanker paru-paru secara dini. Ini mengurangi kemungkinan kematian akibat kanker paru-paru sekitar 20 persen.
Untuk orang-orang yang memiliki riwayat merokok berat (satu bungkus berisi 20 batang rokok sehari selama 30 tahun, atau yang setara dengan itu), yang masih merokok atau telah berhenti dalam kurun waktu 15 tahun, dan berusia antara 55 dan 80, seharusnya mempertimbangkan untuk melakukan skrining, kata Dr Zee.
Bahkan mantan perokok berada pada resiko yang lebih tinggi. Butuh waktu 20 tahun sebelum resiko mereka menurun seperti orang yang tidak pernah merokok.
Kanker hati adalah penyakit lainnya yang dapat di skrining. Kanker hati lebih umum terjadi di Asia dibandingkan dengan Amerika Utara dan Eropa karena infeksi virus hepatitis B dan C lebih endemis di belahan bumi ini. Infeksi hepatitis B dan C dapat menyebabkan parut pada hati yang, pada akhirnya, meningkatkan kecenderungan terjadinya kanker hati. Bagi mereka yang mengalami infeksi hepatitis B kronis dan parut pada hati akibat hepatitis C atau karena penyebab lainnya, harus melakukan skrining untuk kanker hati. Skrining meliputi uji darah reguler untuk sebuah marker tumor yang dikenal sebagai alpha-fetoprotein (AFP), dan pemindai USG untuk melihat ketidaknormalan di hati.
Skrining kanker servik telah memiliki dampak yang nyata. Pap smears skrining memungkinkan dokter untuk memeriksa sel-sel servik dari ketidaknormalan yang mungkin menyebabkan kanker.
Jika terdeteksi, pengobatan kanker dapat diberikan untuk mencegah ketidaknormalan tersebut agar tidak berkembang menjadi kanker. Kejadian kanker servik telah menurun tajam di negara-negara dimana program Pap smear skrining telah diterapkan. Di Singapura, skrining Pap smear direkomendasikan sekali dalam setiap tiga tahun untuk wanita yang aktif secara seksual umur 25 keatas.
Selain skrining, beberapa tipe kanker juga sangat memungkinkan untuk dicegah. “Bisakah kanker dicegah? Jawaban tegasnya adalah iya; kanker sesungguhnya dapat dicegah,” kata Dr Zee.
Merokok meningkatkan resiko kanker paru-paru, kanker di kepala dan leher, dan bahkan kanker kolorektal. Konsumsi alkohol yang berlebih juga meningkatkan kemungkinan terserang kanker hati. Alkohol sangat terkenal sebagai penyebab parut pada hati, yang merupakan faktor resiko utama untuk kanker hati.
Dia menyarankan supaya cukup memakan buah-buahan dan sayuran karena sayur dan buah kaya akan serat. Dia juga menyarankan supaya setiap orang berolahraga secara teratur dan menjaga berat badan yang sehat untuk meminimalisir peluang mereka terkena kanker payudara dan kanker kolorektal.
Dalam ceramahnya, Dr Zee menerangkan berbagai pengobatan kanker, yaitu pembedahan, kemoterapi, terapi hormonal, radioterapi, dan terapi dengan target khusus
“Tidak ada satu jenis pengobatan tertentu untuk pasien penderita kanker,” katanya. “Dokter sering memadukan jenis pengobatan yang berbeda untuk memperoleh hasil yang terbaik untuk pasien mereka.”
More
Less
Experience
Years of experience: 9. Registered at ProZ.com: Sep 2014.
Adobe Photoshop, Microsoft Excel, Microsoft Office Pro, Microsoft Word, ArcGIS, Powerpoint
Bio
I have a passion on reading and do translation of scientific literatures, essays, or articles on my major scientific field such as Geography, computer science, engineering, and technology that requires a deep understanding of knowledge on those selected fields. However, other subject such as children literatures, arts, education and social issues are also interesting to me.
Expertise 
Portfolio