This site uses cookies.
Some of these cookies are essential to the operation of the site,
while others help to improve your experience by providing insights into how the site is being used.
For more information, please see the ProZ.com privacy policy.
This person has a SecurePRO™ card. Because this person is not a ProZ.com Plus subscriber, to view his or her SecurePRO™ card you must be a ProZ.com Business member or Plus subscriber.
Affiliations
This person is not affiliated with any business or Blue Board record at ProZ.com.
Open to considering volunteer work for registered non-profit organizations
Rates
English to Indonesian - Standard rate: 0.05 USD per word / 0 USD per hour / 5.00 USD per audio/video minute Indonesian to English - Standard rate: 0.05 USD per word / 0 USD per hour / 5.00 USD per audio/video minute
English to Indonesian: Dark Matter Galaxy Discovered by ‘Cosmic Lens’
Source text - English Dark Matter Galaxy Discovered by ‘Cosmic Lens’
An image made by Atacama Large Millimeter/submillimeter Array (ALMA), located in the Chilean high desert, shows a distant galaxy visible as a single bright dot, surrounded by a distorted halo. This halo, known as an Einstein Ring, is a far more distant galaxy, dubbed SDP.81, that lies behind the the galaxy represented as the bright dot. As light from a more distant source, such as a galaxy, passes by a supermassive object, such as a black hole or another galaxy, it becomes distorted, and appears to bend around the closer object, forming a ring. This distortion, predicted in Albert Einstein's general theory of relativity, allows astronomers to use galaxies as natural magnifying glasses, to acquire images of very distant objects behind them.
This particular image, however, shows a strange distortion near the edge of the halo. Visible as a smaller white dot, it is presumed to be a dwarf galaxy consisting mostly of dark matter, and, as such, could not otherwise be seen from Earth. Its mass is estimated at less than one-thousandth the mass of our galaxy, the Milky Way. This location of the smaller dot, and its estimated mass, combined with the fact that no other object has been spotted in the region, suggests that the cluster could be an extremely faint dwarf galaxy, comprised of dark matter, lying nearly 4 billion light years from Earth.
There are predictions that most galaxies will reveal dwarf galaxies within their halos, but few of these smaller galaxies have been identified. Only about 40 of the predicted thousands of such galaxies have been seen orbiting the Milky Way. This has been an astronomer's puzzle for some two decades, and has even been called a ‘crisis' by some.
"If these dwarf objects are dominated by dark matter, this could explain the discrepancy while offering new insights into the true nature of dark matter," said Neal Dalal of the University of Illinois.
With this new insight, scientists believe they will be able to solve this long-standing puzzle and find more dark matter objects using the Atacama, and other, telescopes.
"This is an amazing demonstration of the power of ALMA," said team member Gilbert Holder, of McGill University in Canada. "We are now confident that ALMA can efficiently discover these dwarf galaxies. Our next step is to look for more of them."
Translation - Indonesian Galaksi Materi Gelap Ditemukan oleh “Lensa Kosmik”
Sebuah gambar yang dihasilkan dari teleskop Atacama Large Millimeter/submillimeter Array (Alma), terletak di gurun dataran tinggi Republik Chili, menunjukkan sebuah galaksi jauh yang terlihat sebagai sebuah titik terang dan dikelilingi oleh lingkaran cahaya yang terdistorsi. Lingkaran cahaya ini, yang dikenal sebagai Cincin Einstein, merupakan sebuah galaksi yang dijuluki SDP.81 dan terletak jauh lebih jauh lagi di belakang galaksi yang ditampilkan sebagai titik terang itu. Ketika sebuah cahaya dari sumber yang lebih jauh (misalnya sebuah galaksi lain) melewati benda supermasif (seperti lubang hitam atau galaksi lain), cahaya ini menjadi terdistorsi dan tampak melengkung membentuk cincin di sekitar objek yang jaraknya lebih dekat. Distorsi yang diprediksi dalam teori relativitas umum Albert Einstein ini memungkinkan para astronom untuk menggunakan galaksi sebagai kaca pembesar alami, untuk mendapatkan gambar-gambar dari objek yang sangat jauh di belakangnya.
Namun, gambar ini khususnya menunjukkan sebuah distorsi aneh di dekat tepi lingkaran cahaya tersebut. Terlihat sebagai sebuah titik putih yang lebih kecil, ini dianggap sebagai sebuah galaksi kerdil yang sebagian besar terdiri dari materi gelap, dan, dengan demikian, tidak bisa dilihat dari Bumi. Massanya diperkirakan kurang dari seperseribu massa galaksi kita, yaitu Galaksi Bima Sakti. Lokasi titik yang lebih kecil ini, dan perkiraan massanya, dikombinasikan dengan fakta bahwa tidak ada objek lain yang terlihat di wilayah itu, menunjukkan bahwa gugus tersebut bisa menjadi sebuah galaksi kerdil yang sangat samar, terdiri dari materi gelap, yang terletak hampir 4 miliar tahun cahaya dari Bumi.
Ada prediksi bahwa sebagian besar galaksi akan memperlihatkan galaksi kerdil dalam lingkaran cahaya mereka, namun hanya sedikit dari galaksi yang lebih kecil ini yang telah diidentifikasi. Hanya sekitar 40 dari perkiraan ribuan galaksi seperti itu yang telah terlihat mengorbit di Bima Sakti. Ini telah menjadi sebuah teka-teki para astronom selama dua dekade, dan bahkan disebut sebagai sebuah “krisis” oleh sebagian orang.
“Jika objek-objek kerdil ini didominasi oleh materi gelap, ini bisa menjelaskan kelainan tersebut sekaligus memberikan wawasan baru tentang sifat sebenarnya dari materi gelap,” kata Neal Dalal dari Universitas Illinois.
Dengan wawasan baru ini, para ilmuwan percaya mereka akan dapat memecahkan teka-teki lama ini dan menemukan lebih banyak objek materi gelap menggunakan Atacama dan teleskop lainnya.
“Ini adalah pertunjukan kekuatan ALMA yang luar biasa,” kata anggota tim Gilbert Holder, dari Universitas McGill di Kanada. “Kami sekarang yakin bahwa ALMA dapat menemukan galaksi-galaksi kerdil ini secara efisien. Langkah selanjutnya adalah mencarinya lebih banyak.”
More
Less
Experience
Years of experience: 11. Registered at ProZ.com: Dec 2016. Became a member: Jun 2020.
Get help on technical issues / improve my technical skills
Learn more about the business side of freelancing
Stay up to date on what is happening in the language industry
Bio
An adept and passionate translator specializing in entertainment, multimedia, humanities, politics, and creative translation. I also work with audiovisual translation, creating subtitles for content released on major streaming platforms. I love my work and always strive for excellence in bridging messages and meanings from one language to another.
Keywords: Indonesian, Indonesia, Jakarta, translator, Penerjemah, Inggris, English, technology, science, hospitality. See more.Indonesian, Indonesia, Jakarta, translator, Penerjemah, Inggris, English, technology, science, hospitality, politics, history, freelance, economy, space, astronomy, astrology, health, religion, business, education, environmental, videogames, games, general, internet, journalism, literature, tourism, sociology, management, motivation, motivational, entertainment, culture, efficient Indonesian translator, English to Indonesian subtitler, Indonesian to English subtitler, games translation, gaming translation, Indonesian subtitle proofreader, Indonesian subtitle QC, Indonesian to English translator, English to Indonesian translator, English to Indonesian, Indonesian to English, Indonesian proofreader, Indonesian QC, Indonesian Editor, English to Indonesian Editor, Subtitling, Entertainment translation, Entertainment English to Indonesian Translator, Multimedia English to Indonesian translator, Multimedia Indonesian to English translator, trusted Indonesian translator, timely and efficient Indonesian translator, timely and efficient English to Indonesian translator, native Indonesian translator. See less.
Member since Jun '20
Expertise 
Portfolio 
[